Nasehat Pernikahan yang bagus dari Pak Arya Hadi Dharmawan. Sangat benar dan realistis, karna memang pernikahan itu bukan cuma seneng seneng aja, ada banyak hal di dalamnya.
Dan semua pernikahan memiliki konflik dan ujiannya masing-masing, bahkan pernikahan yg tampak sangat bahagia sekalipun. Berikut adalah nasihat pernikahan yang patut direnungkan bersama.
1. "Marriage is an everlasting adjustment".
Perkawinan itu adalah sebuah proses penyesuaian-abadi (sepanjang masa) antara dua manusia yang berbeda sifat (dan "terpaksa") berada dalam satu rumah. Dua pribadi yang punya karakter tak-sama harus "terpenjara oleh ikatan" yang menyebabkan mereka harus saling menyesuaikan diri agar tak saling menyakiti.
Bulan madu biasanya hanya memunculkan sesuatu yang indah-indah saja, dan munculnya pun sesa'at. Setelah itu, aneka-rasa tak-berkesesuaian, tak-sepaham, serta sifat-asli sang pasangan akan muncul. Konflik biasanya tak terhindarkan.
2. "Pertengkaran adalah keniscayaan".
Tidak ada rumahtangga tanpa pertengkaran. Hanya pasangan yang memiliki resiliensi tinggi yang akan bisa keluar dari pertengkaran. Kemampuan menenggang terhadap sifat pasangan, akan menentukan ambang batas resiliensi anda.
3. "Rasa bosan".
Ada suatu waktu, di sepanjang lini-masa pernikahan yang indah di masa awal itu, kemudian memasuki masa yang plain, datar, tak ada tantangan, hambar, dan membosankan. Bila anda berada di titik ini, maka sadarilah bahwa ini adalah titik paling kritikal bagi sebuah perkawinan.
Perselingkuhan bukan jalan yang baik. Tetapi "jalan gelap" ini justru sering dianggap sebagai solusi menuju "jalan terang". Padahal justru anda akan menghadapi kegelapan berikutnya. Berpaling dari pasangan (dan memeluk pasangan baru sangat beresiko, dan hanya akan memberikan anda pada kebodohan/kedunguan saja).
Seterusnya anda berselingkuh hingga ke pasangan ke-10 pun, situasi tak akan berubah. Anda hanya mereplikasi 10 kebodohan pada pasangan ke-10 anda. Jadi ingat, ketika suasana rumahtangga sudah plain. Selingkuh bukanlah solusi.
4. Pernikahan adalah sebuah ikatan kesepakatan.
Yang benar menurut isteri, belum tentu benar menurut suami. Sebaliknya yang benar menurut suami, bisa jadi menyiksa bagi sang isteri. Temukan titik kesepakatan, dimana keduanya bisa nyaman dan hidup saling menenggang. Dari sisi rasionalitas, inilah wujud "bounded rationality" sebuah rasionalitas yang tidak bisa memberikan kebebasan mutlak dua orang yang "terpenjara" dalam institusi bernama rumah tangga.
Bagi suami atau isteri, yang sudah sangat tersiksa dengan ikatan kesepakatan ini, cerai adalah solusi terbaik. Tetapi, sebaiknya tak dilakukan. Kemampuan manajemen kesepakatan menjadi penting disini.
Sebagai kesimpulan, inilah berbagai nasihat pernikahan yang bisa anda aplikasikan dalam rumah tangga. Yang secara garis besar adalah sebagai berikut:
.
Sumber bacaan: www.bicarawanita.xyz
Dan semua pernikahan memiliki konflik dan ujiannya masing-masing, bahkan pernikahan yg tampak sangat bahagia sekalipun. Berikut adalah nasihat pernikahan yang patut direnungkan bersama.
1. "Marriage is an everlasting adjustment".
Perkawinan itu adalah sebuah proses penyesuaian-abadi (sepanjang masa) antara dua manusia yang berbeda sifat (dan "terpaksa") berada dalam satu rumah. Dua pribadi yang punya karakter tak-sama harus "terpenjara oleh ikatan" yang menyebabkan mereka harus saling menyesuaikan diri agar tak saling menyakiti.
Bulan madu biasanya hanya memunculkan sesuatu yang indah-indah saja, dan munculnya pun sesa'at. Setelah itu, aneka-rasa tak-berkesesuaian, tak-sepaham, serta sifat-asli sang pasangan akan muncul. Konflik biasanya tak terhindarkan.
2. "Pertengkaran adalah keniscayaan".
Tidak ada rumahtangga tanpa pertengkaran. Hanya pasangan yang memiliki resiliensi tinggi yang akan bisa keluar dari pertengkaran. Kemampuan menenggang terhadap sifat pasangan, akan menentukan ambang batas resiliensi anda.
3. "Rasa bosan".
Ada suatu waktu, di sepanjang lini-masa pernikahan yang indah di masa awal itu, kemudian memasuki masa yang plain, datar, tak ada tantangan, hambar, dan membosankan. Bila anda berada di titik ini, maka sadarilah bahwa ini adalah titik paling kritikal bagi sebuah perkawinan.
Perselingkuhan bukan jalan yang baik. Tetapi "jalan gelap" ini justru sering dianggap sebagai solusi menuju "jalan terang". Padahal justru anda akan menghadapi kegelapan berikutnya. Berpaling dari pasangan (dan memeluk pasangan baru sangat beresiko, dan hanya akan memberikan anda pada kebodohan/kedunguan saja).
Seterusnya anda berselingkuh hingga ke pasangan ke-10 pun, situasi tak akan berubah. Anda hanya mereplikasi 10 kebodohan pada pasangan ke-10 anda. Jadi ingat, ketika suasana rumahtangga sudah plain. Selingkuh bukanlah solusi.
4. Pernikahan adalah sebuah ikatan kesepakatan.
Yang benar menurut isteri, belum tentu benar menurut suami. Sebaliknya yang benar menurut suami, bisa jadi menyiksa bagi sang isteri. Temukan titik kesepakatan, dimana keduanya bisa nyaman dan hidup saling menenggang. Dari sisi rasionalitas, inilah wujud "bounded rationality" sebuah rasionalitas yang tidak bisa memberikan kebebasan mutlak dua orang yang "terpenjara" dalam institusi bernama rumah tangga.
Bagi suami atau isteri, yang sudah sangat tersiksa dengan ikatan kesepakatan ini, cerai adalah solusi terbaik. Tetapi, sebaiknya tak dilakukan. Kemampuan manajemen kesepakatan menjadi penting disini.
Sebagai kesimpulan, inilah berbagai nasihat pernikahan yang bisa anda aplikasikan dalam rumah tangga. Yang secara garis besar adalah sebagai berikut:
- "Marriage is an everlasting adjustment"
- "Pertengkaran adalah keniscayaan".
- "Rasa bosan"
- Pernikahan adalah sebuah ikatan kesepakatan.
.
Sumber bacaan: www.bicarawanita.xyz
Comments
Post a Comment